Tetesan hujan pagi ini bangunkanku. Tetes demi tetes yang mampu mencairkan suasana hati yang risau. Hembusan anginnya pun melilitku menambah dinginnya pagi. Enggan untuk beranjak dari tempat tidur sebelum alarm dari hp ini berbunyi. Teringat dirumah sana , Ibu yang slalu bangunkanku , "aku rindu ibu". Aku rindu semuanya, rindu senyum manisnya , rindu lesung pipitnya." Kapan pulang?" selalu saja keluar pertanyaan itu, menambah risau hati ini, tapi tahan sajalah . Banyak dosa sudah pasti , apalagi banyak salah maklumlah buk anakmu nakal.
"buk, apa kabar?" sangat jarang aku sms untuk sekedar Tanya keaadaan, berbeda dengan "buk kapan ngirim?" selalu rajin dengan pertanyaan itu. Alasan demi alasan jika ditanya kenapa jarang sms, bohong dan bohong. Maaf buk, anakmu ga bisa jujur, bukan tidak rindu, anakmu sibuk sendiri dengan dunianya.
"ibu masih rutin doa bu setiap jam 07:00 malam? Aku didoakan gak buk?" dengan lugas balasan ibuku "pasti " mulia sekali ibuku dan pasti sama dengan ibu-ibu lainnya diluar sana, jika ditanya apa aku sudah berdoa untuk ibu hari ini? Bukan belum tapi tidak malah , sangat jahat hanya untuk doa saja tidak, bagaimana yang lain? Apa yakin bisa membalas? Kapan bisa tebus itu? Mustahil. Aku sangat takjub pada ciptaan Tuhan yang menajubkan ini, tak bisa ku gambarkan. Sudah kau ucapkan terima kasih kepada Tuhan hari ini atas ibu yang melahirkanmu ? pasti belum, doa saja tidak. Apa yang sudah aku berikan pada ibu selama 20 Tahun ini? Semoga saja belum bukan tidak.
Sesekali ingin aku datang pada ibu “ Maaf buk..” pasti ibu hanya akan membalas “untuk apa meminta maaf?” apa ibuku tidak pernah menyalahkanku selama ini? Sungguh hati yang lur biasa . Aku Pernah buat ibu menangis karena nakalku , tapi pernahkah aku menangis karena ibu sakit? , dosa terbesar yang pernah ada. lalu Bagaimana aku menebusnya ? apa aku bisa ? akankah waktu masih izinkan aku bahagiakan ibu? Apa dengan materi dapat mengganti? Selalu saja jawabnya “ibu ikhlas nak, kuliah serius saja ibuk seneng” semudah itukah syarat yang diberikan? Tapi tetap kuliah saja masih malas. Syarat sekecil itu saja masih saja diingkari bagaimana dengan syarat yang besar ?
Harus dari mana aku mulai Tuhan untuk menebus salahku pada ibu? Ibu yang melahirkanku 20 tahun lalu, mencium kakinya saja sebenarnya tak pantas, Jika diingat semua salahku, Tragis. Hanya kata maaf yang mungkin bisa diucap untuk saat ini . Tapi untuk kedepan, apa sudah ada rencana? Untuk esok saja, akankah bisa bilang terima kasih pada Tuhan untuk ibu? Akankah ada doa dari mulut anaknya mendoakan ibu disana? Ya semoga saja ada dan selalu ada untuk selamanya .Terima kasih ibu untuk semuanya , Sampai bertemu dirumah sana ibu, tunggu aku di depan pintu dan biar kupeluk hangat dirimu, karena Aku Rindu engkau IBU
"Tulisan ini untuk IBU dirumah"
No comments:
Post a Comment